Jumat, 30 September 2011

Memaknai hari HIV/AIDS Se-dunia

Kelompok muda, remaja pada khususnya pasti akan menghadapi siklus yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya. Siklus tersebut bisa berupa pengetahuan tentang anatomi organ seksual, masa puber, pertumbuhan fisik atau bisa juga pencegahan terhadap narkoba, rokok, kehamilan dini, aborsi yang tidak aman, hingga PMS/HIV dan kekerasan seksual. Untuk mewujudkan semua itu, tentu dibutuhkan akses yang komperensif dan bertanggung jawab yang bisa memfasilitasi remaja sesuai dengan kebutuhannya.
Di Indonesia, program seperti ini masih sangat minim ditemukan. Budaya Indonesia masih mengusung kata ”tabu” untuk membentengi untuk hal-hal semacam ini.

Sebagai negara berkembang dan mempunyai jumlah penduk yang sangat besar, seharusnya di Indonesia ada program/layanan yang bisa mem back-up dan meningkatkan kesehatan reproduksi remaja. Salah satunya melalui layanan-layanan terhadap remaja, agar mereka bisa memahami sebab-akibat/resiko yang mungkin mempengaruhi kehidupan mereka. Faktor itu misalnya apakah remaja telah memulai aktivitas seksualnya, pergaulan di sekolah atau tempat bekerja, ataupun kehidupan menikah (pernikahan dini), dan penggunaan alat kontrasepsi harus menjadi pertimbangan penting. Dampak kemiskinan, kesetaraan gender, pergulatan tradisi/budaya, Undang-Undang  dan agama juga perlu diperhitungkan dalam program perencanaan reproduksi kesehatan remaja. Namun sayangnya program atau layanan seperti ini belum bisa eksis (ada), kalaupun ada sudah barang tentu akan menimbulkan pro-kontra yang akan menyumbang terhadap permasalahan bangsa.

Adapun program yang sukses adalah program/layanan yang dapat memberikan pelayanan konseling dan klinis yang dibutuhkan  remaja, serta bertujuan membantu kaum muda mengembangkan keterampilan untuk membuat pilihan yang tepat dan sehat dalam proses pencariannya. Program seperti ini seyogyanya menghormati kebutuhan dan pemahaman kaum muda, dengan melibatkan mereka dalam kegiatan program perencanaan kegiatan. Dan program yang berhasil tersebut adalah program yang bisa melibatkan remaja, orang tua, kelompok masyarakat serta tokoh agama untuk memperoleh dukungan dan keterlibatan mereka dalam program.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar