Minggu, 14 Agustus 2011

Masih begitu saja. Stagnan.

Ini cuma serangkaian dari bentuk kegiatan. Familiar dengan kata diskusi. Materi diskusi boleh apa saja, ga mesti ini dan itu. Aku sendiri memang senang untuk berdiskusi. Apalagi jika itu di bidang ku, hmm.. aku kan selalu berfikir untuk bisa unggul atau setara dengan berbagai pendapat yang di tawarkan. Ku akui, itu memang metod yang salah dalam berdiskusi. Diskusi bukan tempat kalah atau menang bung, tapi tempat untuk bisa bertukar fikiran, ataupun belajar untuk melihat sisi lain dari kacamata orang-orang yang kadang jauh berbeda dengan apa yang kita rasa.
Ini masih pembicaraan seputar "Anggaran Sensitif Gender". Bagiku diskusi dengan tema ini memang ga asing lagi, udah sering bhuaangeetth. Namun sekurang-kurangnya diskusi ini bisa dijadikan bahan pelajaran (lagi) untuk bisa berfikir lebih jauh. Ga seperti biasa, teman diskusi kali ini adalah sebuah Yayasan, sebut saja Yayasan AB yang bergerak di bidang Gender, (pas banget nih,,), serta beberapa rekan-rekan yang berkesempatan hadir.


Yayasan AB: Buletin Perempuan Bergerak adalah salah satu publikasi yang Yayasan AB terbitkan, dalam edisi Juli-September 2011 ini kami berencana mengangkat tema soal Anggaran Responsif Gender, adakah kawan semua yang mempunyai komentar atau pengalaman dalam advokasi isu tersebut? misalnya bagaimana alokasi anggaran di daerah masing2, dan knapa penting anggaran responsif gender.

Peserta: Maaf sy blm bxk pgalaman,.menurut sy dlm advokasi pnanganan gender, mmg perlu d anggarkan.dgn keterbatasan masy dlm responsif gender gak ada.lingk jg tdk mdukung dlm mwujudkan suatu ksadaran..

Saya: Klw yg saya lhat,sbnarny metod anggran spt ini sdh bnyk sblumny dbhas olh bbrapa mdia prmpuan spt buletin,jurnal,dsb. Bhkan djgja bbrpa bulan yg lalu prnh dsminarkan oleh slh stu Lsm yg brgrk dlm kbjakan publik. Nmun mslhny smpe skrg,implmntasiny blm bgtu trlhat. Jd itu tgas kt utk trus mnssialssikannya..
Peserta: Sehingga msh bxk perempuan2 mengalami crisis ekonomi,ksih syg,n crisis lainx smua krn krangx ksadaran n pemahaman betapa pentingx krja sama. Betul pak,.mengapa implmentasi tdk tlihat?..krn tdk ada yg mmberi dorongan dan bantuan untk prlindungan yg paten.smua serba stnding understand.

Yayasan AB:  bagaimana dari pihak pemerintah sendiri? Apakah mereka mempunyai komitmen?

Saya: Pemerintah,, Pemerintah yang mana? dari suara perempuan di birokrasi maksudnya?
Sama saja, dalam beberapa diskusi yg pernah saya dan tman2 lakukan, tidak banyak cmpur tangan pemerintah untuk itu. 
Birokrat yang perempuan saja misalnya, ketika sudah d dalam mereka juga tidak punya andil yg proposional, bahkan mereka lupa dgn isu apa yg mereka perjuangkan.
Inkonsistensi adalah sudah mentradisi bagi jajaran pemerintah, walaupun beberapa diantaranya masih ada yg tetap konsisten. Atw mgkin pndangan saya saja yang agak berlebihan. Sulit kalo sudah berurusan dengan politik,

Yayasan AB: jadi kan jelas, pemerintah tidak punya komitmen apapun dalam urusan gender budget ini. Terus ada tidak sih temuan gitu misalnya anggaran itu biasanya larinya kemana saja? Siapa yang diuntungkan dengan anggaran tersebut?

Peserta: Politik..puooll berbelit pnh tatik. komitmen ada. konsisten yg proposional..?:( ketika d hadpkan k permslhanx ttp sj pengaplikasianx gak pass.lg 2 pelengkap laporan adakan seminar/smi loka prpuan $ politik yg d kondiskan ssuai anggaran gender.gak gt gak keluar.penguapan yg transparan.ttp gak d untg.

Peserta: Peserta selanjutnya adalah kamu yang lagi baca di depan layar. Gmana tnggapannya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar