Selasa, 29 September 2015

Minggu ke-5 dan 6 Lepas Tongkat (8)

Ini sudah minggu kelima. Alhamdulillah kaki saya semakin membaik. Semakin enteng. Tapi coba ditebak, apakah saya sudah bisa berjalan atau belum? Tebak dong. Gimana? Bisa apa ga?

Kalau kamu bilang saya sudah bisa berjalan, berarti jawabannya benar. Benar-benar salah maksudnya. Hingga hari ini saya masih belum bisa berjalan. Saya masih berteman baik dengan tongkat kesayangan saya. Kaki saya ternyata tidak terlalu kuat untuk saya bawa berjalan. Namun sudah bisa saya tekuk hingga 90 derjat. Bertongkatpun saya sudah sangat lancar. Saya sering berpikir, kapan saya mulai bisa berjalan?

Dalam video yang saya punya, harusnya saya sudah bisa berjalan pada minggu ini. Tapi hasilnya berbeda. Saya sudah berusaha. Tapi kaki saya tidak memungkinkan untuk diajak berjalan. Saya cemas dong. Sudah sampai detik ini jauh dari tongkat saja saya ga bisa. Akhirnya saya sms dr.Rizki dan membuat janji untuk control.

Saya bertemu dr.Rizki setelah sekian kali gagal. Maklum dokternya sibuk. Banyak pasien ACL seperti saya yang dilayani. Bukan di Padang saja, tapi untuk wilayah Sumbar, Riau dan Jambi kabarnya dr.Rizki yang nangani. Dr.Rizki menyarankan kaki saya masih butuh proses. Saya harus rajin-rajin terapi. Alhasil, sepulang dari RS, saya kehilangan satu tongkt saya. Maksudnya, mulai hari ini saya sudah disarankan untuk menggunakan satu tongkat saja.

Berjalan dengan satu tongkat itu rupanya tidak mudah. Saya terlihat pincang dan terus berasa mau jatuh kalau jalan. Tumpuan kaki saya masih lemah. Setelah beberapa hari, saya mulai bisa berjalan menggunakan satu tongkat. Tapi anehnya, saya berjalan pincang, sangat pincang. Setiap saya berjalan, pantat bagian kaknan saya turut bergoyang. Saya merasa aneh. Saya juga merasa tiba-tiba kaki saya panjang sebelah.

Setiap saya berjalan di lorong RS menuju ruang terapi, semua tertuju kepada saya. Mungkin merasa melihat aneh melihat cara berjalan saya. Menggunakan satu tongkat dengan berjalan pincang. Setiap berjalan pantat dan bagian kanan badan saya semuanya bergoyang. Bisa kamu bayangin ga?
Kaki saya memng tidak terasa ngilu lagi, tapi saya masih berjalan pincang. Terkadang ketika saya duduk, saya selalu melihat dan membandingkan paha bagian kiri dan bagian kanan. Paha bagian kanan saya mengecil. Dagingnya lembek seperti ga ada tulang. Tepatnya seperti daging kakek atau nenek kamu yang udah aga ada ototnya. Lagi-lagi saya cemas.

Setelah sms saya dibalas cepat oleh dr.Rizki, saya baru tau mengapa paha saya mengecil sebelah. Enam minggu pasca operasi dengan tiada aktivitas apapun pada kaki sebelah kanan, membuat ototnya melemah dan tidak berfungsi. Itu yang menyebabkan dagingnya menjadi lembek. Satu-satu solusinya adalah dengan selalu melakukan terapi yang dipusatkan untuk kekuatan otot paha. Katanya sih begitu.

Untuk terapi di RS saya sudah melakukan beberapa alat terapi. Ada beberapa alat terapi yang dapat kamu gunakan. Tapi tentunya semuanya sesuai dengan fasilitasi yang dimilki oleh rumah sakit tempat kamu menjalankan terapi. Terapis di RSUP Bukittinggi sangat membantu. Meskipun Cuma dijatah 30 menit, tapi saya selalu mendapatkan jatah waktu lebih. Sebab saya sudah mandiri dan bisa berlatih secara mandiri. Terapisnya Cuma bimbing di menit pertama, selanjutnya saya yang lanjutkan sesuka hati. Itupun kalau pasien yang terapi tidak banyak.

Oya saya sampai lupa. Meskipun saya sudah bisa berjalan dengan satu tongkat, lutut saya tetap, harus dan wajib menggunakan pengaman. Itu yang saya ceritakan di awal. Kata dr.Rizki itu harus digunakan enam bulan non-stop hingga benar-benar pulih. Kalau ga pake resikonya bisa bahaya. Meskipun kamu terjatuh pada saat berjalan, dan kamu menggunakan pengaman, resiko cidera tidak akan besar. Sebab pengaman tersebut akan menopang dan menjaga kestabilan lutut. Bersambung…. Klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar