Setelah
mendengarkan keterangan dari dokter di poli, kemudian saya memutuskan untuk
menerima tawaran operasi pemulihan. Menurut saya, pilihan untuk menjalani
operasi adalah solusi yang baik untuk kesehatan. Sebab tindakan operasi akan sangat
berpengaruh pada saat lanjut usia nanti. Menurut keterangan dokter, tidak ada
paksaan bagi pasien untuk melakukan operasi. Pasien boleh saja dengan bebas
untuk memilih tindakan operasi atau tidak.
Pada usia
muda, dengan adanya cidera ACL lutut ini, tidak akan memberikan dampak yang
signifikan bagi kesehatan dan mobile pasien. Beda halnya di usia lanjut nanti,
cidera yang dirasakan tentu akan tambah berisiko apabila tidak ditanggualngi
dari awal. Nah, mumpung usia saya masih di bawah 30th, proses
penyembuhan tentu akan berjalan maksimal disbanding penyembuhan yang dilakukan
pada usia tua.
Sesegera
mungkin saya pulang dan membicarakan dengan keluarga di rumah. Disebabkan untuk
alasan kesehatan, operasi sudah semestinya dilakukan. Tanpa pikir panjang lagi
saya mengkonfirmasi saran dr.Rizki dan kemudian saya di daftarkan sebagai
pasien calon operasi.
Rupanya,
proses operasi ACL berbeda dengan proses operasi kebanyakan. Dalam kasus saya,
operasi tidak dapat lansung dilakukan, atau operasi tidak dapat dilakukan dalam
waktu sesegera mungkin pasca klaim dokter kepada pasien. Ada beberapa hal yang
harus dipenuhi pasien terlebih dahulu, diantaranya adalah;
Memenuhi
kebijakan administrasi RS
Selama
proses scanning berlansung, saya disuruh tidur selama 2 (dua) jam tanpa
menggunakan pakaian. Dalam keadaan seperti itu, suhu ruangan akan terasa dingin
banget, mungkin dibawah 20 derjat celcius. Tapi jangan khawatir, ada pakaian
khususnya kok, nanti pasti dikasih sama petugas.
Hanya saja,
hasil scan pada MRI lebih spesifik. Tidak hanya fokus pada penampakan gambar
tulang seperti pada ronsen, namun MRI lebih mendetail memperlihatkan seluruh
elemen yang ada pada jaringan tulang hingga urat. Gambar yang terpotretpun
tidak hanya satu foto perlembar. Dalam foto hasil MRI saya, terdapat puluhan
foto dalam 1lembar. Dan hasil scan MRI tersebut terdiri dari beberapa lembar.
Dikarenakan
cara kerjanya yang begitu rumit, biaya menjalani MRI lumayan tinggi. Kalau
dibayar secara pribadi, pasien harus merogoh kocek sebesar 2.4juta rupiah.
Mahalnya ketulungan. Tapi kalau pasien peserta BPJS bisa gratis atau ga bayar.
Awalnya memang bayar sendiri, tapi nanti kwitansi pembayarannya bisa di klaim sebagai
ganti pembiayaan peserta BPJS.
Untuk mengurus
biaya klaim tersebut lumayan ribet. Dalam kasus saya, prosesnya terlalu
njelimet. Disuruh bolak-balik nanya ini nanya itu. Disuruh balik hari ini atau
balik lagi hari itu. Kepastian untuk mendapatkan biaya klaim susahnya minta
ampun. Saat itu saya berpikir kayaknya ini urusan ga ada habisnya. Terus terang
aja, saya merasa dipermainkan sama si petugas. Saya dikasih janji-janji manis,
namun ternyata janji itu tak lebih dari sekedar janji palsu. Tapi ga masalah,
biarin deh. Saya juga ga terlalu ngarep banget, walalupun itu duit jumlahnya
lumayan buat bisa beli sepeda statis. Beberapa har kemudian, saya jadi kenal
salah satu petugas yang turut berpartisipasi ngerjain saya. Dia nyapa saya
melalui salah satu media sosial. Sekarang dia udah jadi teman saya.
Kesimpulannya, duit saya hilang, teman barupun datang. Not bad.
Terapi
sebelum operasi
Ini dia yang
saya maksud bahwa ada proses berbeda dengan proses operasi kebanyakan. Dalam
kasus cidera ACL Ligament, setiap pasien diharuskan mesti mempersiapkan fisik
terlebih dahulu. Terutama pada daerah lutut yang cidera. Kata dokter, terapi
sebelum operasi bertujuan untuk mengokohkan bagian yang akan dioperasi sebab
sangat berpengaruh pada saat dioperasi dan saat proses penyembuhan.
Terapi dapat
dilakukan dengan dua cara saja, berenang dan bersepeda. Pasien dibolehkan untuk
memilih salah satu alternative yang ditawarkan, atau menjalani dua-duanya lebih
baik. Untuk waktu terapi, dianjurkan bagi pasien untuk dapat melakukan secara
rutin. Tapi ga harus etiap hari lho. Mungkin kalau berenang bisa 3 minggu
sekali. Saya lakukan itu secara rutin selama tiga bulan sebelum operasi.
Sebenarnya capek juga berenang terus, tapi yam au gimana.
Tapi bagi
pasien yang memilih untuk bersepeda juga dapat dilakukan secara rutin. Dulu
saya maunya juga bersepeda saja, tapi karena dirumah ga ada sepeda, saya
berenang aja. Saya bahkan sempat mau beli sepeda Polygon. Udah nanya-nanya
harga juga, udah minta tolong teman nyariin juga tapi akhirnya ga jadi sampai
sekarang. Rupanya, bersepeda yang dimaksud itu adalah bersepeda dengan
menggunakan sepeda statis, itu lho sepeda yang kayak di tempat fitnes. Jadi
kalau terfikir mau beli sepeda, belinya sepeda statis aja. Sepeda statis akan
sangat terpake dan bermanfaat pada saat proses penyembuhan pasca operasi, bersambung..
(..) klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar